Social Icons

Minggu, 11 Maret 2012

UNDERGROUND VS IDEALISME

Kata “underground” pada periode tahun 1990-2004 sempat popular, dan jadi basis sayap kiri bagi kalangan musisi independen. Di Bandung basis kelompok musisi indie, kata underground diterjemahkan sebagai bawah tanah, dengan arti khusus kebebasan buat berkarya.
Kami menyebut underground sebagai spirit bermusiknya. Di Bandung underground nggak ada yang istilah paling hebat. Jadi, semua bersaing. Semua memiliki kubu dan massa masing-masing. Beda dengan di Jakarta, dulu ada satu grup yang menjadi pimpinan underground – Salah satu penyiar Radio MGT FM Bandung -
Karena kata underground sering diartikan salah, maka bagi sebagian musisi dan masyarakat awam, kata underground diartikan sebagai band-band pembawa lagu-lagu keras. Banyak band-band yang sekarang bernaung di major label, background aslinya adalah band indie juga. Untuk sebagian band indie tidak masalah bertransformasi menjadi sebuah band berstatus major label dan khawatir kehilangan penggemar fanatik mereka ketika mereka masih berstatus band indie, pencapaian sebuah band indie yang bertransformasi menjadi major label adalah lebih merupakan sebuah titik kesuksesan dalam karir musik mereka, karena apabila berbicara major label, maka secara tidak langsung akan berbicara mengenai “rezeki”, dimana sebuah band yang berstatus major label mempunyai kesempatan dan peluang yang lebih untuk dikenal dan “menjual” musik mereka kepada khalayak umum, tapi ini  bukan berarti indie label tidak menjanjikan sebuah masa depan yang bagus.
Aliran musik dalam “underground” bisa sangat beragam, load voice, midlle voice sampai musik yang “kalem” pun dapat dikatakan sebagai underground, yang penting adalah semangat dalam menyuarakan idealisme musik mereka yang tidak boleh dilupakan. Karena idealisme musik ini lah yang akan memberikan warna-warna tersendiri bagi band-band indie tersebut.
Kita dapat ambil contoh, ketika kita mendengarkan beberapa buah lagu yang terdengar mempunyai aliran yang sama seperti : you know you are right oleh Nirvana, enter sandman oleh metallica dan freak on the leash oleh Korn. Dasarnya kita tahu bahwa ke tiga lagu tersebut sama-sama terdengar load voice, sama-sama dimainkan dengan peralatan musik yang tidak jauh beda jenisnya, tapi kalau kita amati lebih dalam pasti ada banyak perbedaan yang mencolok dari ke tiga nya, apalagi kalau bukan idealisme dari masing-masing musik yang mereka bawakan. Hal ini juga lah yang dapat membedakan jenis musik dan aliran apa yang mereka mainkan. Begitu pula dengan undergound, klo selalu di deskripsikan dengan musik yang keras, tentunya itu salah besar.
Tidak dapat dipungkiri memang kata “underground” lebih dekat dengan jenis musik metal. Jenis musik ini memang jauh dari incaran perusahaan rekaman besar yang biasa disebut major label. Bahkan ada pendapat agak seperti berikut;
Kalau band indie masuk major label, pasti konsep bermusiknya jadi beda, karena harus disesuaikan dengan pasar, dan tak dapat beridealis ria lagi
Berbicara mengenai idealisme, sebagian besar band-band indie mengusungnya baik dalam karya lagu, pementasan bahkan ada yang membawa idealisme tersebut dalam kehidupannya sehari – hari.
Berbagai macam jenis idealisme yang di usung band-band indie tersebut, diantaranya adalah : Idealis terhadap isu anti kemapanan, Idealis terhadap isu anti major label, Idealis terhadap isu sosial, politik dan ekonomi bahkan ada yang lebih extrem yaitu Idealis dengan atheisme atau tidak percaya terhadap adanya Tuhan
Banyak band-band indie yang sejak awal sudah idealis salah satunya “alergi” sama major label, dan tak mau menawarkan lagu-lagu karyanya. Padahal banyak contoh menarik tentang band-band indie yang masuk major label, seperti Netral, Pas, Jun Fan Gung Foo dan Sucker Head.
Kemudian dalam keluarga underground alias independen itu, ada jenis musik yang beragam seperti : industrial-techno, hardcore, brutal death metal, punk, hardrock, ska, alternative, black metal dan lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Amazon Instrument

Sample Text